Mengajar bukanlah hal yang gampang. Butuh persiapan yang panjang dan detail terutama pada Media Pembelajaran Interaktif-nya. Mengapa? Karena siswa sekarang ini tergolong visual learners, yakni belajar lebih cepat lewat tayangan audiovisual. Jika guru ingin mendapatkan kepercayaan diri yang penuh, maka Media Pembelajaran Interaktif (MPI) bisa jadi andalan. Berikut ini salah satu pengalaman mengajar menggunakan media interaktif terinspirasi dari Lomba MPI LPMP Jawa Tengah beberapa bulan yang lalu, tepatnya di bulan Desember 2012. Bidang studi yang diajarkan disini adalah bahasa Inggris dengan topik pelajaran cerita/ naratif menggunakan tehnik pengajaran CAKES (Catch, Activate, Keep, Elaborate dan Self-check). (Pramusinta, 2011)
MP1: Menangkap Perhatian (Catch)
Slide 1: Introduction
Guru menggunakan animasi agar mendapatkan perhatian siswa untuk mengenalkan topik pembelajaran naratif kepada siswa. Bahan ajar diambil dari cerita film, kartun, maupun lagu, Hal ini agar menarik minat siswa terhadap materi yang berkaitan dengan dunia kesehariannya. Bisa juga untuk menghindari kebosanan siswa terhadap gaya mengajar kita (guru) yang cenderung ceramah.
Gambar 1: Suasana Kelas XII S4 di SMA N 2 Sukoharjo Rabu, 12 Feb 2013 jam 10.30.
Slide 2: Starting point
Tampilkan menu materi pembelajaran yang akan menghubungkan ke materi pengajaran mana yang menarik bagi siswa . Kalau mereka tertarik dengan film sebagai pembuka bahasan, maka langsung diklik saja tombol navigasi film sebagai starting point pengajaran. Baru setelah itu teks ringkasan cerita film disajikan agar menguatkan pemahaman siswa terhadap cerita itu sendiri.
Gambar 2: saat slide 2 ditayangkan di kelas.
MP2: Mengaktifkan Pengetahuan (Activate)
Slide 3: Inquiry
Guru memberikan pertanyaan seputar film tersebut untuk mengaktikan pengetahuan siswa terhadap cerita yang telah mereka saksikan. Pertanyaan dengan Wh-question seperti “ What is the best title or the story? Who is the character of the story? When and where did the story happen? What is the story about?” dst.
Gambar 3: aktivitas siswa menceritakan kembali film yang telah dilihatnya secara berkelompok
Slide 4: Games
Guru membuat games yang berkaitan dengan film sebagai salah satu contoh teks naratif . Sebelumnya para siswa dikelompokkan sesuai dengan lajur kelas ataupun dengan cara berhitung yakni satu sampai empat kalau ingin membagi mereka dalam empat kelompok . setelah mereka berhitung, bagi yang mendapat satu bergabung ke kelompok satu, nomor dua ke kelompok dua, sampai kelompok empat. Guru memberikan pertanyaan/ kuis seputar cerita tersebut yang diperebutkan masing-masing kelompok siswa. Kelompok yang tercepat dan benar mendapatkan poin kemenangan.
Gambar 4: saat slide 4 ditayangkan untuk games menebak judul dan tokoh cerita
Slide 5: Alternative games
Guru menggunakan gambar untuk menuntun siswa bernarasi mengikuti alur cerita gambarnya. Jeda antar tayangan dibuat delay 5 sampai 10 detik untuk memberikan kesempatan berfikir siswa merangkai kata-kata dalam bahasa Inggris. Guru membenahi bila ada susunan kata-kata yang kurang pas dan kemudian menuliskannya di papan tulis.
Gambar 5: Hasil tulisan siswa dalam kegiatan chain story writing dan suasana dikelas
MP3: Menjaga Pemahaman (Keep)
Slide 6: Collaboration activity
Guru menguatkan pemahaman siswa dengan menyajikan teks narasi yang berbeda, misalnya cerita yang dikemas dalam lirik lagu. Lagu-lagu seperti ‘You Raise Me Up’ milik Josh Goban bisa memberikan inspirasi. Sama dengan film, guru bisa menayangkan 10 video clip favorit siswa dan mereka menebak judul dan penyanyi lagu tersebut dituliskan ke papan tulis secara bergantian. Kompetisi antar kelompok dalam hal ini dianjurkan supaya tercipta emosi belajar yang menyebabkan seluruh siswa terlibat dalam kegiatan kelas ini.
Dalam tahapan penjagaan materi supaya tetap teringat, siswa belajar dengan mempraktekkannya secara langsung (learning by Doing). Secara klasikal siswa berpraktek bercerita dengan tehnik chain story writing. Guru memulai dengan “One day, in a beautiful morning … “. Bila siswa belum terbiasa mengungkapkan ide cerita mereka dalam kalimat, ada baiknya diadakan simulasi dalam bahasa Indonesia, dari kata meningkat ke frasa, dan pada akhirnya dalam bentuk kalimat, seperti murid 1 meneruskan kalimat dari gurunya dengan “there was a bird”. “Siswa 2 melanjutkan dengan ‘ looking for food” dan seterusnya hingga cerita terbentuk.
Slide 7: Grammar Point
Dalam mengenalkan bentuk-bentuk past tense, guru menunjukkan daftar kata bentuk present dan past yang saling berpasangan sehingga murid tinggal mengingat kata apa saja yang cocok dengan bentuk awalnya. Misal kata be dikotak 1 dari 20 kotak yang dsediakan, sesuai dengan was pada kotak nomor delapan belas. Atau siswa disuruh menggarisbawahi kata-kata berbentuk past tense dengan bantuan slide yang memuat teks cerita diarahkan ke white board. Dengan demikian siswa bisa menggarisbawahi kata-kata tersebut di papan tulis.
MP4: Menerapkan Pemahaman( Elaborate)
Slide 8: Do It Self
Pada tahapan mandiri ini murid menciptakan cerita mereka sendiri dengan pertanyaan sebagai berikut, “write your friends’ name, write things valuable, write its price, write another friends’ name, and write a secret place”. Kemudian guru memasukkan cerita dengan data jawaban yang dibuat murid itu sendiri dengan memberi pertanyaan, 1) who stole your money? (name of friends) ….. 2) what is stolen? (valuable things). … 3) how much is it? (the price )…4) whose is it? (it is …..(friends’ name)’s …5) where is it now? ……(the secret place)
Slide 9: Task
Untuk latihan soal guru bisa mengklik menu latihan. Ada sepuluh soal yang bisa diketahui jawabannya langsung dengan mengklik pada pilihan jawaban. Supaya lebih menarik, maka dibuat kelompok untuk berkompetisi menebak jawaban yang benar.
MP5: Mengukur Penilaian (Score)
Slide 10: Review
Dalam mengukur ketercapaian SK-KD, bisa dilakukan penilaian secara on line di lab. multi media atau bahasa. Siswa mengklik jawaban tanpa tahu jawaban sebenarnya, ketika selesai menjawab, maka skor ketercapaian secara otomatis akan ditampilkan di layar sehingga siswa mengetahui kemampuan penyerapan materi yang sudah diberikan guru. Sekedar informasi, template ataupun slide master ini didapat dari hasil lomba MPI yang diselenggarakan LPMP Jawa Tengah dengan pemateri pada jeda lomba oleh Bpk. Mampuono M.Pd pada tanggal 23-26 Desember 2012.
sangat baik asalkan tersedia media nya seperti lcd, laptop sekolah, dan soundsystem yang baik yang terpasang di ruang kelas
BalasHapuskendalanya kalo ngajar pake mpi kadang media player nggak cocok ama laptopnya, kadang loadingnya lama, ada juga power pointnya nggak bisa kebaca, padahal udah ditunggu-tunggu sama murid, jadi sibuk deh ngurusin media ppower point yang model seperti ini
BalasHapusthe best thing that i've ever seen, keep moving on, sir
BalasHapusdalam pembelajaran seorang guru memang seharusnya dengan menggunakan metode, stategi, model yang berbeda agar peserta didik tidak bosan. untuk media power point di jaman sekarang ini sudah tidak asing lagi. menurut saya sebelum pembelajaran anak dah dapat copyan dr mpi yang mau ditanyangkan oleg guru/setelahnya anak dicopykan ke flasdisk sehingga anak bisa belajar terlebih dahulu/setelanya.
BalasHapusuntuk mengajarkan materi-materi yang padat konsep dan pengertian, memang dibutuhkan visualisasi materi dalam bentuk tayangnan. powerpoint memang salas satu media yang tidak saja meyakinkan guru akan kefektifannya sebagai alat bantu mengajar,namun juga menambah kepercayaan diri guru dalam penyampaian materi yang ,menarik dan disukai anak-anak(murid).
BalasHapusMenurut saya pembelajaran seperti ini menyenangkan :) & mampu membantu siswa dalam memahami Materi. karena mengandalkan lebih dari 1 indera.
BalasHapusTetapi, kendala yang lain adalah guru / pengajar harus mampu menyiapkan Materi jauh - jauh hari supaya metode powerpoint benar - benar sukses membuat siswa mengerti.
#Lanjutkan pak Dadang?! :)
Menyenangkan.. :) dan mampu membantu siswa dalam memahami Materi. Karena Metode Powerpoint mengandalkan lebih dari 1 indera. dan kemungkinan berhasil nya tak diragukan lagi.
BalasHapusNamun kendala lain terletak pada Sarana prasarana atau mungkin dari pengajar sendiri. Karena harus menyiapkan Materi powerpoint jauh - jauh hari supaya metode pembelajaran Powerpoint sukses diterima siswa.
#Lanjutkan pak dadang :)
Pembelajaran seperti itu menyenangkan :) & mampu membantu siswa dalam memahami Materi tanpa harus memusingkan siswa sendiri.
BalasHapusSetidaknya harus ada sarana & prasarana yang mendukung serta kesempurnaan Materi yang harus disiapkan dari pengajar supaya Metode itu berhasil membuat siswa mengerti.
#Semangat pak Dadang :)
Menurut saya penggunaan ms.power point dalam program pembelajaran sangatlah efisien dilihat dari penyajiannya yang menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik
BalasHapusanimasi teks maupun animasi gambar atau foto. Dan juga Lebih merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. Pesan informasinya pun mudah dipahami peserta didik. Tenaga pendidiknya tidak perlu banyak dan
Filenya dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang. Jadi pembelajaran menggunakan ms.power point sangat berguna dalam pembelajaran siswa..
By: Danu Adi.P XII IPA 1
Ak. tahnkas for the richy critics and comments you've sent to my article. hopefully we would be he greatest teacher in the future. may God Allah bless you all.
Hapusok, thanks guys for the richy comments
BalasHapus