Mempraktekkan pembelajaran yang sifatnya aktif, kreatif, efektif sekaligus menyenangkan (PAKEM) seperti apa yang diamanahkan dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 tidaklah sulit dilakukan jika guru benar-benar mau dan mampu untuk keluar dari “zona nyamannya” selama ini. Untuk keluar dari zona nyamannya tersebut sang guru tentunya idealnya memiliki modal yang kuat untuk menciptakan PAKEM tadi dan modal yang sangat diperlukan adalah kemampuan ber-TIK dalam pembelajaran. Bahkan, belakangan ini muncul istilah PAKEMATIK di tahun 2010 seolah menguatkan tentang pemanfaatan TIK dalam proses penciptaan PAKEM tadi. Oleh karena itu, guru idealnya memiliki keinginan yang kuat untuk terus belajar mengasah kompetensinya terutama terkait dengan penguasaan TIK untuk meningkatkan kualitas KBM itu sendiri.
Beberapa tahun terakhir ini dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi yang seolah tanpa batas, istilah ICT Literate terus menggema di seantero jagad tidak terkecuali dengan kompetensi guru dalam hal menciptakan pembelajaran berkualitas yang bernuansa TIK. Banyak komunitas yang lahir di dunia maya dan salah satunya web formulasi.or.id ini menjadi salah satu bukti bagi pentingnya ICT Literate bagi para guru. Dengan alasan itulah saya dan beberapa rekan guru di sekolah maupun dari sekolah lainnya di lingkungan Kota Depok berupaya untuk tidak tertinggal dari daerah lainnya yang menurut saya sudah begitu dahsyat perkembangan TIK-nya. Semisal di daerah Jawa Tengah ini yang sepengetahuan saya menjadi salah satu kiblat bagi lahirnya guru-guru inovatif terkait dengan dunia TIK di pembelajaran.
Kabar terkini yang beredar terkait Kurikulum 2013 bahwa hampir semua mata pelajaran akan bernuansa TIK tentunya menjadi “Warning” tersendiri bagi para guru yang belum bersentuhan dengan TIK untuk segera keluar dari zona nyamannya selama ini yaitu menjadi guru Ber-TIK!
Sejak mengabdi di Kota Depok terutama di SMP Negeri 14 Depok, saya mencoba untuk belajar dari rekan-rekan saya yang terlihat cukup responsif dalam hal ber-TIK. Awalnya, setelah mengenal Ms.Power Point sebagai salah satu aplikasi standar untuk berpresentasi baik sebagai media presentasi, media evaluasi sekaligus juga sebagai media pembelajaran interaktif, lama-kelamaan saya sangat tertarik untuk mengembangkan aplikasi ini lebih jauh lagi. Semangat saling berbagi ilmu antar guru berlangsung cukup lancar di sekolah kami sehingga banyak ilmu yang saya dapatkan dari rekan kerja di sekolah maupun yang bersumber dari internet yang kami dapatkan.
Notebook atau pun netbook yang awalnya menjadi barang langka di sekolah kami seiring berjalannya waktu seolah menjadi barang primer bagi seluruh guru. Apalagi kami mengikuti terus perkembangan di daerah lainnya termasuk Jawa Tengah yang kami nilai sangat pesat perkembangan TIK-nya membuat kami pun berupaya untuk terus update ‘n upgrade terkait dunia TIK.
Semangat update, upgrade, sekaligus berbagi ini juga menular kepada sebagian siswa kami yang ternyata mereka lebih cepat daya serapnya dalam hal pembuatan media presentasi sekaligus saat para siswa berpresentasi di depan kelas. Kondisi ini tentunya juga melegakan namun juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami para guru di sekolah untuk terus belajar agar tidak tertinggal oleh sebagian siswa kami sendiri di sekolah.
Di kelas, pembelajaran kami coba untuk sering bernuansa TIK meski tidak di setiap pertemuan. Semisal untuk beberapa momen pembelajaran terkadang sang gurulah yang berpresentasi dengan media presentasi, di momen lainnya kadang siswalah yang ber-TIK. Bahkan, juga kolaborasi Guru ber-TIK, Siswa pun ber-TIK. Sebagai contoh aplikasi yang kami gunakan di sekolah antara lain Ms. Power Point bahkan beberapa tahun terakhir kami sedang mengembangkan media presentasi pembelajaran berbasis layar sentuh yang mengkondisikan whiteboard biasa atau dinding sekalipun menjadi layar sentuh dengan biaya yang relatif lebih terjangkau dibanding membeli papan pintar yang harganya cukup selangit. Dengan memanfaatkan sebuah asisten proyektor maka layar hasil tembakan LCD Proyektor dengan seketika berubah menjadi layar sentuh dengan memakai pena infra red.
Sebagai media evaluasi pembelajaran, kami terkadang menggunakan Microsoft Mouse Mischief yang mampu mengkondisikan banyak siswa dapat mengakses ke satu layar laptop. Aplikasi lainnya yang terkadang kami gunakan adalah Ms. Power Point yang kami manfaatkan untuk membuat Media Evaluasi semisal Course Review Bingo, Kuis Penutup Interaktif dan lain-lain yang dipadukan dengan efek animasi sederhana, efek suara, dan timer yang dibuat di slide Ms.Power Point.
Sebagian guru maupun siswa sudah mulai sering memanfaatkan berbagai teknik ber-TIK di sekolah kami dan sejauh ini kami masih terus mengembangkan lagi termasuk meningkatkan frekuensi sosialisasi cara pemanfaatan TIK kepada seluruh guru maupun ke banyak siswa lainnya. Beruntung, upaya ini didengar dan didukung oleh Dinas Pendidikan Kota Depok sehingga kami dapat saling berbagi dengan guru lainnya di Kota Depok terkait dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Dukungan tersebut bisa berwujud pelatihan TIK maupun yang sifatnya lomba semisal Lomba Presentasi Pembelajaran Berbasis TIK antar guru tingkat SMP di Kota Depok pada awal Tahun 2012 yang lalu.
Rasa haus dan lapar akan ilmu tentang TIK menjadi menu wajib yang idealnya para guru tetap miliki karena dunia TIK bergerak begitu cepat perkembangannya. Semoga semangat ber-TIK ini tetap menyala baik bagi guru maupun bagi siswa. Salam Ber-TIK!
Identitas Penulis :