SUTARNO. Perkembangan dunia maya saat ini memang benar-benar sulit untuk dibendung. Salah satunya adalah perkembangan jejaring social (sebut saja Facebook ataupun Twitter). Bagi kalangan masyarakat di daerah seperti pelajar, facebook sudah menjadi bagian dalam trend kesehariannya. Dapat dipastikan bahwa hampir semua pelajar mempunyai akun facebook / FB. Dengan adanya perkembangan penggunaan FB dikalangan siswa, terkadang menjadi permasalahan tersendiri bagi siswa maupun pihak lain. Tetapi FB juga tidak menutup kemungkinan untuk sarana komunikasi bagi sebagian siswa.
Dengan maraknya perkembangan tersebut, kita harus mengakui, sulit untuk dapat membendung laju perkembangannya. Tetapi dilain pihak perkembangan tersebut juga menimbulkan dampak negative. Sebuah dilemma bagi sekolah, pendidik maupun orang tua. Jika kita melakukan pembiaran maka sama saja kita melakukan pemupukan sehingga kita akan sulit mengendalikannya.
Dengan adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan tersebut, timbullah sebuah kesenjangan. Di sisi lain kita berharap perkembangan teknologi akan membantu atau memberikan kemudahan. Tetapi kenyataan di lapangan banyak juga yang menyalah gunakan FB untuk hal-hal yang kurang baik. Dari kesenjangan tersebut, langkah apa yang perlu di lakukan seorang pendidik sebagai upaya untuk memberikan pendidikan kepada murid ? Apakah kita cukup dengan memberikan petuah ? ataukah kita melarang siswa untuk mendekati dunia maya ?
Teknologi dan Pendidikan
Di era globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi dan informasi (TI) mau tidak mau kita harus mengikuti. Apapun daya upaya kita untuk membendung aliran tersebut niscaya kita akan terseret dalam arus globalisasi. Begitu juga sebaliknya, jika kita hanya terdiam dalam aliran globalisasi tersebut, maka kita akan digulung dengan arusnya. Jika kita hanya sekedar mengikuti aliran tersebut, apalah bedanya antara kita dengan ikan busuk dan sampah yang mengalir mengikuti arus.
Sebagai seorang pendidik, kita hanya mempunyai alokasi waktu maksimal 7 jam per hari dan 17 jam di antaranya anak berada di lingkungannya. Walaupun dengan alokasi waktu yang terbatas secara moral kita mempunyai tanggungjawab terhadap waktu siswa yang 17 jam tersebut.
Ok, selama 7 jam pelajaran anak telah diberikan pembelajaran di sekolah dengan berbagai cara dan metode yang dimiliki guru sebagai tanggungjawab pendidik. Tetapi apakah hal itu bisa menjamin anak tidak akan tenggelam dalam kehidupan dunia globalisasi yang tidak pandang bulu ? Menurut saya hal itu tidak cukup, lalu bagaimana ?
Seorang pendidik harus mampu mengajari siswanya untuk mengarungi dunia maya agar tidak dihempaskan gelombang globalisasi tersebut. Bagaimana caranya ?
Penggunaan FB dan Pembelajaran
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh guru saat ini hanya sebatas mengarahkan dan membiasakan siswa dalam penggunaan TI untuk pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi TI untuk mendukung pembelajaran. Hal ini bertujuan agar kesibukan siswa di luar jam pembelajaran untuk mengerjakan hal-hal yang positif. Salah satu hal yang telah saya tempuh adalah penggunaan facebook untuk pembelajaran.
Adapun hal yang saya lakukan antara lain menyediakan group khusus setiap kelasnya. Kita sebagai pengelola akun harus selektif terhadap calon anggota yang akan masuk. Untuk memudahkan dalam pengelolaannya kita cukup memasukkan anggota group sesuai dengan kelasnya masing-masing.
Untuk mengantisipasi terhadap penggunaan nama siswa yang tidak semestinya, maka siswa diwajibkan untuk mencantumkan nama dan no absen setiap kali mengerjakan tugas. Hal ini untuk mempermudah dalam mengidentifikasi siswa yang sudah mengerjakan tugas ataupun yang belum. Langkah ini saya pandang lebih efektif dalam mengarahkan putra-putri kita. Selain hal itu karena tugas ini bersifat di luar jam pembelajaran, maka tidak menutup kemungkinan pemikiran siswa untuk berbuat hal-hal yang negative akan sedikit berkurang.
Identitas Penulis :