APA ITU PEMBELAJARAN ?
Pembelajaran pada dasarnya adalah perubahan yang bertahan lama dalam perilaku, atau dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya (Schunk, 2012 ; 5). Dalam konsep pembelajaran ini ada 3 kriteria : pembelajaran melibatkan perubahan, pembelajaran bertahan lama seiring dengan waktu, dan pembelajaran terjadi melalui pengalaman.
Seorang siswa dikatakan belajar jika ada perubahan perilaku, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, hasil akhir biasanya kita ambil sebagai bahan penilaian hasil belajar. Perubahan tersebut pula seyogyanya bertahan lama, misalnya seorang siswa mampu meloncat sejauh 3 m, maka apabila diminta mengulangi dia harus bisa melakukannya lagi. Sedangkan kriteria pembelajaran melalui pengalaman ini sebenarnya dasar dari teori konstruktivisme, dimana siswa mendapatkan pengetahuannya dari lingkungan, melalui pengamatan, pemecahan masalah sehari-hari, dll.
BANGKITKAN EMOSI
Emosi dapat membantu mengarahkan perhatian siswa dalam pembelajaran, selain juga memori (Phelps dalam Schunk, 2012 ; 84). Hal ini juga didukung oleh Judy Willis (2010 ; 34), seorang guru sekaligus neurolog, dalam tulisannya menyatakan bahwa ada bagian dalam otak yang disebut amigdala. Ketika seorang siswa merasa tak berdaya dan gelisah, maka amigdala ini akan berada dalam kondisi stress, takut atau terlalu teraktifkan karena gelisah. Hal ini menyebabkan informasi baru yang masuk ke wilayah penerima sensor inderawi di dalam otak tidak bisa melewati amigdala untuk mendapatkan akses menuju sirkuit memori.
Pernyataan Phelps dan Dr Willis ini menginspirasi penulis untuk bagaimana mengemas pembelajaran menjadi menyenangkan, bukan sesuatu momok yang menakutkan. Apalagi penulis mengampu mata pelajaran IPA yang oleh sebagian siswa dianggap sulit. Prinsip yang ingin ditekankan disini adalah bahwa belajar haruslah sesuatu yang menyenangkan, dapat dilakukan dengan rileks, dan dekat dengan kehidupan anak-anak (siswa). Diharapkan pembelajaran yang menyenangkan dapat mempermudah otak dalam menyimpan informasi ke memori jangka panjang. Dalam artikel ini penulis menggunakan jejaring sosial Facebook dalam pembelajaran IPA. Facebook ini digunakan untuk mendapatkan feedback dari siswa mengenai daya serap materi yang telah disampaikan guru berupa pengumpulan artikel setiap akhir SK (Standar Kompetensi) maupun berupa mind map ringkasan materi yang sudah diterima siswa. Selain itu guru juga dapat menggunakan fasilitas chatting untuk membahas materi-materi yang kurang jelas.
KENAPA FACEBOOK ?
Saat ini facebook merupakan salah satu fasilitas jejaring social yang cukup akrab di kalangan siswa. Pemilihan facebook sebagai fasilitas pembelajaran didasarkan alasan bahwa menurut pengamatan penulis, hampir 90% siswa memiliki akun di fb. Dan merekapun sangat narsis alias suka memposting beberapa tulisan muskipun sekedar cerita-cerita kecil, foto, dll. Penulis merasa kenapa kita tidak mendekati siswa dengan sesuatu yang sudah akrab dengan kehidupan mereka, dan yang mereka sukai. Tugas yang diberikan guru meskipun agak sulit namun apabila hal tersebut terasa menyenangkan akan dilakukan dengan senang hati oleh siswa.
Syarat pertama yang harus terpenuhi adalah kita dan siswa yang kita ajar terkoneksi internet (facebook). Hal ini rasanya tidak terlalu sulit karena hampir semua HP (handphone) telah dilengkapi dengan fasilitas internet dan kemudahan dalam penggunaan kartu (sim card) prabayar yang lumayan hemat. Syarat kedua adalah memiliki akun Facebook, memiliki grup, dan pastikan semua siswa tergabung dalam grup tersebut.
MEMBUAT GRUP
Sebelum kita chatting dan membuat email marilah kita membuat grup dulu yang nantinya berisi member siswa-siswa di kelas yang kita ampu.
Langkah 1 : membuat grup baru di akun facebook kita. Silahkan masuk ke akun fb anda. Pada bagian kiri hal fb silahkan klik “create group” seperti pada gambar dibawah ini
Langkah 2 : Isilah form yang disediakan, beri nama grup anda dengan nama yang sesuai dan cukup menarik (misal : materi). Pilih icon sesuai tema. Untuk member isilah nama-akun siswa yang akan diundang, klik “create”
Langkah 3 : setelah terbentuk grup, klik “setting >> edit group setting”. Silahkan pilih misalnya untuk “privacy, membership approval”, dll sesuai kebutuhan bapak ibu guru
CHATTING
Chatting dapat dimanfaatkan untuk membahas materi pelajaran, baik yang sudah dipelajari namun siswa belum paham atau dapat juga materi yang akan dibahas esok hari.
Untuk chatting ini sebaiknya ada kesepakatan guru dengan siswa kapan on line, jam berapa sampai jam berapa (jangan sampai chatting dengan siswa mengganggu keluarga di rumah). Chatting dapat dilakukan dengan beberapa siswa sekaligus dengan cara :
Ø Klik “chat >> nama siswa”
Ø Lalu setelah box terbuka, klik opsi yang ada dikanan atas
Ø Pilih “add friend”, lalu tuliskan nama siswa yang akan diajak chatting bersama
Tugas dapat diberikan guru lewat “write post”, misalnya untuk tema tulisan, waktu pengumpulan tugas, dll dapat ditulis disitu, kemudian siswa dapat mengirimkan tugas juga melalui grup yang sama. Langkah-langkahnya :
Ø Untuk mengirimkan tugas siswa masuk ke grup terlebih dahulu
Ø Kemudian klik “file >> Up Load File” (ukuran file dibatasi maksimal 25 MB)
Ø Atau jika isinya tidak terlalu banyak bisa juga langsung diketik dengan cara klik “file >> created doc”
Apabila tugas yang diberikan guru berupa mind map, siswa dapat membuat mind map kemudian memfotonya dan di posting, caranya :
Ø Siswa masuk ke grup terlebih dahulu
Ø Kemudian klik “add photo/video >> Up Load photo/video”
SISTEM PENILAIAN (ASSESMENT)
Sistem penilaian yang digunakan guru meliputi isi makalah/tugas (kesesuaian antara apa yang ditagihkan dan yang dikerjakan siswa), tampilan (khususnya pada tugas mind map), dan ketepatan waktu pengumpulan (sebaiknya setiap tugas dilengkapi batas akhir pengumpulan, sehingga siswa terbiasa disiplin dalam pengerjaan tugas). Ketiga penilaian diatas dilakukan oleh guru, selain itu dapat juga dipertimbangkan penilaian yang dilakukan oleh teman sendiri. Caranya setelah batas akhir pengumpulan tugas guru dapat menampilkan hasil karya siswa di posting, siswa lain dapat mengklik “like” untuk menunjukkan apresiasi terhadap karya temannya tersebut. Penilaian yang dilakukan teman hanya sebatas popularitas (subyektif), namun hal ini dapat menjadi semangat untuk mengerjakan.
Pembelajaran dengan memanfaatkan media jejaring social hanyalah suatu sarana, siswa diajak berdiskusi, mengerjakan tugas namun mereka tetap senang, tidak merasa terbebani.
Identitas Penulis :