Pembelajaran English Classroom Instructions Melalui Pemanfaatan Video Animasi 2 Dimensi dan Metode Total Physical Response pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar | Formulasi
Jumat, 22 Februari 2013

Pembelajaran English Classroom Instructions Melalui Pemanfaatan Video Animasi 2 Dimensi dan Metode Total Physical Response pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Baca Juga : animasi, artikel, artikel guru, artikel pengalaman guru, English Classroom Instructions, lomba, lomba guru, lomba menulis guru, Metode Total Physical Response, video animasi, video sd

Latar Belakang

Dalam ranah komunikasi global, Bahasa Inggris memegang peranan penting dan digunakan secara luas sebagai bahasa pergaulan, perdagangan dan pendidikan.

Ramelan (1992:2) menyebutkan bahwa dalam kurikulum pendidikan nasional, Bahasa Inggris berkedudukan sebagai bahasa asing pertama (first foreign language) yang diajarkan dalam pembelajaran formal di Indonesia yang dimulai pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Melihat pentingnya Bahasa Inggris di era global serta mengacu pada teori tentang perkembangan (critical period hypothesis) yang menyatakan bahwa anak-anak akan lebih mudah mempelajari bahasa asing sebelum masa pubertas, maka pemerintah membuat kebijakan untuk memperkenalkan Bahasa Inggris pada tingkat sekolah dasar sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal atau keterampilan. clip_image002

Dalam pempelajari bahasa Inggris, umumnya mereka akan lebih memahami kosakata yang diberikan jika kata tersebut diucapkan dalam bentuk instruksi sederhana yang digunakan berulang-ulang. Oleh karena itu, dalam kurikulum Bahasa Inggris sekolah dasar, ekspresi-ekspresi instruksi sederhana dalam konteks kelas (classroom instructions) seperti “close the door” “open the window”, “raise your hands” dan “clean the blackboard” diperkenalkan dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar

Pada kenyataannya, tidak mudah untuk mengajarkan bahasa Inggris pada siswa sekolah dasar. Anak- anak memiliki karakteristik yang unik. Mereka cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang pendek serta membutuhkan lebih banyak latihan dan gerakan tubuh dalam memahami kosakata bahasa Inggris yang diajarkan (learning by accompanying actions) sehingga diperlukan adanya media dan metode pembelajaran memungkinkan mereka untuk aktif dalam kelas. (Scott dan Ytreberg, 1996:22)

Pada prinsipnya, metode yang digunakan harus tetap berpegang pada prinsip bermain sambil belajar dengan mengacu pada DAP (Developmental Appropriate Practice) yakni pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Salah satu metode pembelajaran Bahasa Inggris yang sesuai dengan prinsip tersebut adalah metode Total Physical Response (TPR). Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di Universitas San Jose California bernama Prof. Dr. James J. Asher. Metode TPR merupakan teknik pembelajaran bahasa yang lebih mengutamakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan kegiatan fisik (physical) dan gerakan (movement). Metode TPR mempunyai beberapa keunggulan. Pertama, sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa. Kedua, mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat menghilangkan stress pada peserta didik. Ketiga, dapat menciptakan suasana hati yang positif sehingga dapat memfasilitasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran tersebut.

Salah satu isu penting lainya adalah penggunaan media yang menarik serta dapat memberikan gambaran yang nyata tentang materi bahasa Inggris yang diberikan. Oleh karena itu penggunaan video animasi sebagai media pembelajaran classroom instructions menjadi salah satu solusi karena media ini merupakan media audio-visual yang berisi gambar bergerak, suara serta tulisan. Sebagai media pembelajaran, video animasi memiliki beberapa keunggulan. Media ini dapat memberikan gambaran tentang materi yang diberikan secara jelas dan nyata. Selain itu, media ini akan menumbuhkan motivasi serta perhatian siswa serta dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. clip_image002[5]

Penggunaan media ini juga sangat mudah. Guru hanya menampilkan materi classroom instructions dalam bentuk animasi 2D dengan menggunakan VCD player atau komputer. Materi yang diberikan mencakup ekspresi-ekspresi English classroom instructions serta respon fisik terhadap instruksi yang diberikan sekaligus cara pengucapan dan penulisannya. clip_image002[7]

Pelaksanaan

Pembelajaran English Classroom Instructions Melalui Pemanfaatan Video Animasi 2 Dimensi dan Metode Total Physical Response ni diterapkan pada siswa kelas V SDN Sumurpule Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2010/2011. Kelas ini digunakan sebagai sumber pengambilan data karena siswa telah mempunyai pengetahuan tentang Bahasa Inggris yang mereka dapatkan di kelas IV sehingga diharapkan dapat merepresentasikan siswa SD itu sendiri. Dalam penerapan di kelas, digunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, dilakukan untuk meningkatkan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi atau permasalahna yang ada. PTK ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. 

Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah

Secara umum, terdapat beberapa masalah yang dapat mengganggu siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, antara lain:

  1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan merespon instruksi yang diberikan dalam Bahasa Inggris. Hal ini disebabkan guru Bahasa Inggris di kelas ini tidak pernah menjelaskan maupun mengucapkan instruksi tersebut dalam bahasa Inggris. Padahal berdasarkan kurikulum Bahasa Inggris bagi siswa sekola dasar, materi ini harus diajarkan di tingkat sekolah dasar
  2. Motivasi siswa untuk belajar Bahasa Inggris masih rendah bahkan sebagian besar siswa masih berpikir bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit dipelajari.
  3. Lingkungan sekitar kurang memberikan kontribusi positif terhadap siswa untuk belajar bahasa Inggris.clip_image002[9]

b. Tindakan

Siklus I

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, dilaksanakan persiapan-persiapan penelitian yaitu dengan mempersiapkan materi penelitian, instrumen penelitian serta sarana dan prasarana seperti video animasi 2 dimensi, materi yang berisi ekspresi classroom instructions, komputer, dan lagu anak-anak berbahasa Inggris (nursery rhymes).

2) Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Sebelum proses belajar dimulai, peneliti pemberikan penjelasan singkat terhadap metode serta materi yang akan diberikan. Untuk meningkatkan motivasi siswa, peneliti mengajak siswa menyanyikan lagu berbahasa Inggris berjudul “If you’re happy” bersama-sama.

Materi I berisi visualisasi 15 ekspresi classroom instructions serta respon fisiknya. Visualisasi disusun secara sistematis untuk memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Pada awal pembelajaran, siswa menyimak animasi, cara pengucapan serta tulisan sesuai dengan visualisasi kegiatan yang ditampilkan pada layar. Tahap ini mengasah kemampuan siswa untuk menyimak (listening) serta membaca (reading). Untuk membantu pemahaman siswa maka materi ditampilkan sebanyak dua kali. Selanjutnya peneliti meminta beberapa siswa untuk memberikan respon fisik terhadap instruksi yang diberikan sesuai dengan animasi yang mereka liat sebelumnya, sedangkan siswa yang lain menjadi observer atau penilai apakah respon yang diberika sesuai dengan perintah atau tidak. Tahap selanjutnya, siswa belajar memberikan dan merespon intruksi di depan kelas secara berpasangan secara mandiri sebagai bahan penilaian pada siklus 1. Pada tahap ini kemampuan berbicara (speaking) siswa dan keberanian siswa akan terasah. Semua tahapan kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan tahapan yang ada pada metode TPR. clip_image002[11]


3) Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dititikberatkan pada peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa maupun respon terhadap teknik pembelajaran selama penelitian berlangsung.Observasi dilakukan sebagai bagian dari penilaian afektif siswa.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji pembelajaran pada siklus I. Refleksi pada siklus I merupakan renungan dari hasil pembelajaran siklus I dengan memperhatikan hasil tes dan nontes. Dengan demikian, peneliti memperoleh behan perbaikan untuk siklus II. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja (performance test), peneliti memutuskan untuk melaksanakan siklus II karena nilai rata-rata kelas dalam merespon isntruksi belum mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM)

Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil siklus I. Hal-hal yang menjadi kelemahan siswa pada siklus I dicari solusinya. Selanjutnya, dilakukan persiapan kembali dengan memperhatikan hasil pada siklus I setelah dilakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu.

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II dilaksanakan sama dengan tindakan pada siklus I sesuai dengan perencanaan pada siklus II. Namun instruksi yang diberikan adalah 15 ekspresi instruksi baru yang merupana lanjutan dari isntruksi yang diberikan sebelumnya.

c. Observasi

Observasi pada siklus II dilakukan dengan mengamati kondisi siswa baik yang mengalami peningkatan, tetap, atau mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I. Pelaksanaanya mengacu pada observasi dalam siklus I.

d. Refleksi

Refleksi dalam siklus II merupakan renungan akhir dan digunakan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai pengaruh penggunaan animasi terhadap tingkat pemahaman siswa dalam merespon dan memberikan instruksi dalam konteks kelas.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I dan II diperoleh hasil sebagai berikut:

  1. Hasil Pretes dan Postes

Pretes diberikan sebelum tindakan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap ekspresi Classroom instructions. Sedangkan postes diberikan pada akhir pelaksanaan program. Soal pretes maupun pretes berjumlah 25 soal pilihan ganda sesuai dengan kurikulum Bahasa Inggris siswa kelas 5 semester II. Berdasarkan hasil pretes dan postes terdapat peningkatan yang signifikan antara rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa dari hasil pretes dan postes. Rata-rata nilai pretes siswa adalah 36.14 dimana nilai ini belum memenuhi KKM yang ditetapkan dalam kurikulum Bahasa Ingris untuk sekolah dasar. Sedagkan Rata-rata nilai pretes siswa adalah 77.71 dan telah memenuhi KKM. Artinya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan berdasarkan hasil pretes dan postes adalah sebesar 41.57%.

  1. Hasil Tes Unjuk Kerja (Performance Test)

Untuk mengetahui kemampuan siswa menyerap materi yang diberikan, dilaksanakan tes pada setiap akhir siklus. Tes yang diberikan berupa tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam merespon dan memberikan instruksi dalam bahasa Inggris. Pada aktifitas ini 20 siswa dipilih secara acak yang saling berpasangan. 10 siswa mengucapkan 15 instruksi dalam bahasa Ingris dan 10 siswa memberikan respon fisik. Siswa yang tidak ditunjuk bertindak sebagai juri yang memberikan penilaian terhadap aktifitas siswa tersebut.

Berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa diketahui bahwa kemampuan siswa dalam merespon dan memberikan instruksi dalam bahasa Inggris mengalami peningkatan secara signifikan yakni sebesar 7, 99% untuk kemampuan siswa dalam merespon instruksi dan 3,60% untuk kemampuan siswa dalam memberikan instruksi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan video animasi dan metode TPR ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon dan memberikan instruksi bahasa Inggris yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.  clip_image002[13]

  1. Hasil Kuesioner II

Kesimpulan yang didapat berdasarkan jawaban kuesioner adalah bahwa penggunaan video animasi 2 dimensi dan metode TPR dalam pembelajaran classroom instructions ini dapat membantu siswa dalam memahami, merespon dan mengucapkan instruksi dalam konteks kelas. Selain itu, penggunaan media ini dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif selama pembelajaran berlangsung serta meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris.

  1. Hasil Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung untuk mngetahui tingkat partisipasi siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris dengan penggunaan video animasi dan metode TPR dengan mengacu pada 7 kriteria penilaian. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan baik di siklus I maupun siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut:

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Penggunaan Video animasi dan metode TPR dalam pembelajaran English classroom instructions pada siswa kelas 5 sekolah dasar dilaksanakan melalui 2 siklus penelitian tindakan kelas. Proses pembelajaran diawali dengan pemutaran video animasi 2 dimensi yang berisi 30 ekspresi instruksi dan respon fisik terhadap instruksi tersebut. Adapun activitas yang dilakukan dalam kelas mengacu pada aktifitas yang digunakan pada penggunaan metode TPR. Selain itu, diberikan pula tes, dan kuesioner untuk mengetahui peningkatan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

2) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes, kuesioner, serta observasi diketahui bahwa penggunaan media dan metode ini dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk merespon dan memberikan instruksi berbahasa Inggris dalam konteks kelas. Selain itu, diketahui pula bahwa tingkat partisipasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris turut meningkat karena penggunaan media dan metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif di kelas. Dengan demikian, metode dan media pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif metode dan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa sekolah dasar terutama dalam menjelaskan materi tentang classroom instructions.

 

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asher, James. 2006. The Total Physical Response Approach to Learning Language. Taken from www.tprsource.com/asher.htm.Retrived on November 14th, 2010

Bloom. 1981. Evaluation to Improve Learning. New York: Mc Grow Hill Company.

Depdiknas.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Depdiknas

Gerlach, V.S; Ely.D.P.1998.Teaching and Media: A System Approach. New Jersey: Prentice Hall.Inc.

Harcleroad, B.L. 1977. Technology, Media, and Methods. Mc-Graw Hill Company.

Hartoyo, Drs, M.A, PhD. 2009. Introduction to Linguistics Research. Semarang: Handout for English Department of Semarang States University

Haryadi, Sugeng. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unnes Press

Locatis C.N. and F.D. Atkinson. 1984. Media and Technology for Education and Training. Ohio. Charles E. Merill Publishing Company.

Larsen, Diane. 2000. Technique and Principles in Language Teaching. New York: Oxford University Press.

Munib, Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press

Richards, J. C. and Theodore S. Rodgers. 1986. Aprroach and Methods in Language Teaching. New York: Cambridge University Press.

Scott, A Wendy and Lisbeth H Ytewberg. 1993. Teaching English to Children. New York: Longman.

Sutioso, Andy. 2006. Bahasa Asing dalam Pendidikan Anak Kita. Diunduh dari http://www.semipalar.net/tulisan/tulisan24.html pada 2 November 2008

Unindra, Leonard. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, d iunduh dari from http://leonard-unindra.blogspot.com pada 23 November 2009

 

Identitas Penulis :

image CMS Sekolah Gratis untuk Pendidikan Indonesia

1 Blogger
Tweets
Komentar
  1. izin mengutip utk tugas kuliah saya, ya.. identitas penulis tetap sy cantumkan. terima kasih :)

    BalasHapus

.